Selamat Datang di Blog KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda

Senin, 15 Agustus 2016

Laporan Kegiatan Pemeliharaan Persemaian Tahun 2016

LAPORAN
KEGIATAN PEMELIHARAAN PERSEMAIAN




PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Persemaian di Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Samarinda digunakan sebagai sarana pendukung guna menunjang kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi peningkatan sumberdaya manusia khususnya pada kegiatan praktek lapangan diklat Pembuatan Kebun Bibit Rakyat, Pengujian Mutu Bibit Tanaman Hutan, dan diklat lainnya yang menggunakan fasilitas persemaian sebagai tempat praktek. Selain itu, persemaian juga merupakan sarana penting di dalam pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat Loa Haur sebagai tempat produksi bibit untuk pengembangan berbagai demplot yang akan dibangun di hutan diklat. Saat ini Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda memiliki dua persemaian yang dikelola, yang pertama berada di depan komplek BDLHK Samarinda yang memiliki luas sekitar 500 m2 dengan kapasitas penampungan bibit sekitar 50.000, dan yang kedua berada di belakang kantor BDLHK dengan luas sekitar 200 m2.
Pada saat ini, kondisi persemaian yang ada di BDLHK Samarinda masih kurang memadai dari segi aspek sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan produksi bibit sehingga didalam pelaksanaanya banyak kendala yang dihadapi. Persemaian yang berada di depan komplek BDLHK secara aspek fisik maupun teknis cukup memenuhi persyaratan namun karena kondisinya berada disekitar rumah warga sehingga pembuatan tanaman / pembibitan menjadi tidak efektif karena warga masyarakat tersebut banyak yang berternak ayam secara bebas tanpa menggunakan kandang. Di samping itu, lokasi persemaian yang berdekatan dengan pelabuhan sehingga seringkali terganggu oleh aktifitas warga sekitar pelabuhan. Sementara itu persemaian yang berada di belakang kantor dari segi aspek fisik dan teknis belum siap untuk digunakan seperti tidak ada air, peralatan belum tersedia dan lain sebagainya. Melihat potensi lokasi pembibitan di BDLHK yang baik namun perlu adanya penunjang dari segi perbaikan persemaian, pengadaan barang serta pemeliharaan.

B.                  Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan laporan ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan Hutan Diklat dalam rangka mencapai visi yaitu tersedianya persemaian sebagai sarana pembelajaran yang refresentatif, berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan kehutanan khususnya dibidang praktek pengelolaan Kebun Bibit Rakyat serta berdampak positif bagi masyarakat sekitarnya. Sedangkan tujuan yang diharapkan adalah sebagai bahan monitoring pemeliharaan persemaian serta sebagai bahan penyusunan rencana tahun berikutnya agar lebih baik serta untuk menginformasikan pengelolaan persemaian termasuk diantaranya kegiatan pembibitan serta pemeliharaan persemaian tahun 2016. Pemeliharaan persemaian juga bermanfaat untuk mempersiapkan/menyediakan bibit tanaman yang akan dikembangkan di hutan diklat maupun di arboretum BDLHK. 

C.         PELAKSANAAN

A.      Pembersihan/penyiangan rumput
Pembersihan/penyiangan rumput dilakukan di dalam persemaian maupun di polybag agar tidak menjadi inang dari hama maupun sumber penyakit. Setelah dibersihkan dan disiangi, rumput, semak maupun perdu tersebut dikumpulkan di sebuah tempat kemudian dibakar ataupun dikomposkan agar tidak menularkan penyakit ataupun merusak habitat hama.
B.      Pengumpulan Biji
1.      Meranti
Pohon Meranti merah yang ada di Persemaian BDLHK Samarinda pada bulan Januari s/d Pebruari merupakan musimnya berbunga. Bunga dari pohon Meranti merah berbentuk biji dengan 3 sayap panjang dan 2 sayap kecil yang mengelilingi tubuh biji Meranti merah. Pengumpulan biji/bunga Meranti merah dilakukan pada bulan Januari, tempat pengambilan biji di sekitar areal persemaian BDLHK Samarinda. Biji- biji/bunga yang sudah terkumpul di buang sayapnya sedikit dengan membiarakan ujung sayaopnya, lalu biji meranti merah ini siap untuk di kecambahkan dengan menancapkannya di media pasir dan tanah yang sudah disediakan ditampah. Perbandingan media untuk perkecambahan biji meranti merah pasir (1) : Tanah (1).
2.      Caliandra merah
Caliandra merah merupakan Kaliandra merupakan tanaman leguminosa berupa pohon kecil atau perdu yang termasukkedalam keluarga leguminosae. Kaliandra adalah pohon kecil bercabang yang tumbuh mencapai tinggi maksimum 12 mdengan diameter batang 20 cm. Kulit batang berwarna merah keabu-abuan yang ditutupi tentisel kecil, pucat berbentuk oval. Helai daunnya hampir lurus dan umumnya tidak tumpang tindih, serta permukaan sebelah atasnya tidak mengkilap Secara keseluruhan dari bagian cabang, bunga, hingga bagian polongnya tidak menampakan bulu. Pada habitat alaminya, puncak musim biji terjadi antara bulan Nopember dan April. Di Indonesia kaliandra menghasilkan biji dari bulan Juli sampai dengan Nopember. Polong yang sudah kering, bagian sisi-sisinya akan menebal dan keras sehingga polong merekah secara mendadak dari ujungnya, kemudian biji keluar dengan gerakan berputar dan terlontar jauh bisa mencapai 10 m. Kecambah tumbuh dari dua keping biji muncul diatas permukaan tanah. Daun pertama hanya memiliki satu yang menjadi tempat tumbuh helai daun, tetapi daun  berikutnya terbagi menjadi sumbu-sumbu sekunder.
C.      Perkecambahan Biji
1.    Biji Tanaman Caliandra Merah
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan perkecambahan yaitu merendam biji Caliandra merah dengan air hangat selama 1 x 24 jam. Setelah itu, biji ditiriskan dan langsung ditanam pada tampah yang berisikan media pasir.
2.    Biji Meranti
Dalam perkecambahan biji Meranti, sama halnya dengan perkecambahan biji Caliandra, yaitu dengan perendaman air hangat selama 1x24 jam. Kemudian, di tiriskan dan langsung ditanam pada tampah yang berisikan tanah dan pasir.
D.     Penyiapan Media Tanam
Media yang digunakan untuk melakukan pembibitan Caliandra merah dan Meranti merah adalah tanah, pasir, dan sekam, dengan perbandingan 1:1:1, yang dicampur menjadi satu dan kemudian dimasukkan dalam setiap poly bag yang berukuran 5 x 10 cm.
E.      Penyapihan Bibit
Penyapihan bibit pada Caliandra merah dan Meranti merah dilakukan setelah tumbuh beberapa helai daun. Penyapihan bibit merupakan bibit yang siap untuk disapih akan dipindahkan ke bedeng sapih dari bedeng semai.  Hal ini dilakukan karena, menandakan benih bibit sudah siap dan kuat untuk dipindah atau disapih kepoly bag. Dalam penyapihan bibit harus berhati-hati jangan sampai akar pada bibit terlepas atau tercabut. Penyapihan bibit ini dilakukan selama 1 minggu lamanya. Selanjutnya bibit akan dipelihara sampai cukup kuat untuk ditanam dilapangan.
F.       Pemeliharaan Bibit
1.      Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2x sehari yaitu pagi dan sore hari. Pada penyiraman masa pembenihan biji Caliandra merah dan Meranti merah dilakukan tipis-tipis secara perlahan agar tidak merusak masa pembenihan/pembibitan dan untuk menjaga kelembaban biji yang ditanam.
2.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika bibit tanaman ada yang mati. Bibit tanaman yang mati atau merana akan digantikan dengan bibit tanaman yang baru dan masih segar. Hal ini dilakukan untuk keseragaman pertumbuhan bibit tanaman. Penyulaman dilakukan setelah 1,2,3 setelah tanam.
3.      Pemberian Insektisida
Pemberian insektisida dilakukan  dengan cara menyemprot bibit tanaman, adapun dosis pemberian insektisida yaitu konsentrasi formulasi insektisida Lannate 1,5 – 33 cc/l air artinya dalam 1 liter air bisa dicampurkan 1,5-33 cc Lannate. Setelah melakukan penyemprotan, maka pestisida akan terkena pengaruh lingkungan. Kemungkinan pertama yang akan terjadi adalah tiupan angin terhadap kabut semprot, sehingga pestisida akan jatuh di tempat yang tidak diharapkan. Walaupun kabut semprot dapat mengenai sasaran, tetapi sebarannya sudah tidak merata, atau terlalu banyak kabut semprot yang terbuang, sehingga terjadi pemborosan pestisida. Kalau hal ini terjadi pada herbisida, maka tanaman utama akan beresiko terkena kabut semprot.
G.     Perbaikan Bedeng Sapih
Beberapa bedeng sapih kondisi kayu pembatasnya sudah lapuk maupun berlumut sehingga perlu penggantian agar terjaga dari genangan air. Selain itu, jalan inspeksi juga sering terendam apabila turun hujan maupun kondisi sungai Mahakam pasang sehingga perlu ditinggikan lantainya.
H.     Monitoring
Tujuan dari monitoring ini adalah memantau pelaksanaan pemeliharaan persemaian, maka penanggungjawab kegiatan akan dibantu dengan staf Seksi Sarana Hutan Diklat lainnya untuk memonitor pelaksanaan kegiatan.  Dengan monitoring ini diharapkan pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

D.     PENUTUP
Demikianlah Laporan Pemeliharaan persemaian ini agar dapat dipergunakan dalam monitoring kegiatan pemeliharaan persemaian ke depan sebagai sarana diklat dan sumber belajar bagi peserta diklat.




Lampiran 1.
Tata Waktu Pelaksanaan Pemeliharaan Persemaian
No.
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
1.
Pembersihan/penyiangan rumput












2.
Pengumpulan biji












3.
Perkecambahan biji












4.
Penyiapan media tanam












5.
Penyapihan bibit












6.
Pemeliharaan bibit












7.
Perbaikan bedeng sapih












8.
Monitoring














Tidak ada komentar:

Posting Komentar