LAPORAN
KEGIATAN PEMELIHARAAN PERSEMAIAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persemaian di Balai Diklat Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Samarinda digunakan sebagai sarana pendukung guna
menunjang kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan
bagi peningkatan sumberdaya manusia khususnya pada kegiatan praktek lapangan
diklat Pembuatan Kebun Bibit Rakyat, Pengujian Mutu Bibit Tanaman Hutan, dan
diklat lainnya yang menggunakan fasilitas persemaian sebagai tempat praktek. Selain
itu, persemaian juga merupakan sarana penting di dalam pengelolaan Kawasan
Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat Loa Haur sebagai tempat
produksi bibit untuk pengembangan berbagai demplot yang akan dibangun di hutan
diklat. Saat ini Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda memiliki
dua persemaian yang dikelola, yang pertama berada di depan komplek BDLHK Samarinda
yang memiliki luas sekitar 500 m2 dengan kapasitas penampungan bibit sekitar
50.000, dan yang kedua berada di belakang kantor BDLHK dengan luas sekitar 200
m2.
Pada saat ini, kondisi persemaian
yang ada di BDLHK Samarinda masih kurang memadai dari segi aspek sarana dan
prasarana dalam memenuhi kebutuhan produksi bibit sehingga didalam
pelaksanaanya banyak kendala yang dihadapi. Persemaian yang berada di depan
komplek BDLHK secara aspek fisik maupun teknis cukup memenuhi persyaratan namun
karena kondisinya berada disekitar rumah warga sehingga pembuatan tanaman /
pembibitan menjadi tidak efektif karena warga masyarakat tersebut banyak yang berternak
ayam secara bebas tanpa menggunakan kandang. Di samping itu, lokasi persemaian
yang berdekatan dengan pelabuhan sehingga seringkali terganggu oleh aktifitas
warga sekitar pelabuhan. Sementara itu persemaian yang berada di belakang
kantor dari segi aspek fisik dan teknis belum siap untuk digunakan seperti
tidak ada air, peralatan belum tersedia dan lain sebagainya. Melihat potensi lokasi
pembibitan di BDLHK yang baik namun perlu adanya penunjang dari segi perbaikan
persemaian, pengadaan barang serta pemeliharaan.
B.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan laporan ini adalah sebagai
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan Hutan Diklat dalam rangka mencapai visi
yaitu tersedianya persemaian sebagai sarana pembelajaran yang refresentatif,
berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan
dan pelatihan kehutanan khususnya dibidang praktek pengelolaan Kebun Bibit
Rakyat serta berdampak positif bagi masyarakat sekitarnya. Sedangkan tujuan
yang diharapkan adalah sebagai bahan monitoring pemeliharaan persemaian serta
sebagai bahan penyusunan rencana tahun berikutnya agar lebih baik serta untuk
menginformasikan pengelolaan persemaian termasuk diantaranya kegiatan
pembibitan serta pemeliharaan persemaian tahun 2016. Pemeliharaan persemaian juga bermanfaat untuk mempersiapkan/menyediakan
bibit tanaman yang akan dikembangkan di hutan diklat maupun di arboretum BDLHK.
C.
PELAKSANAAN
A.
Pembersihan/penyiangan rumput
Pembersihan/penyiangan rumput dilakukan di dalam
persemaian maupun di polybag agar tidak menjadi inang dari hama maupun sumber
penyakit. Setelah dibersihkan dan disiangi, rumput, semak maupun perdu tersebut
dikumpulkan di sebuah tempat kemudian dibakar ataupun dikomposkan agar tidak
menularkan penyakit ataupun merusak habitat hama.
B. Pengumpulan Biji
1. Meranti
Pohon Meranti merah yang ada
di Persemaian BDLHK Samarinda pada bulan Januari s/d Pebruari merupakan musimnya berbunga. Bunga dari pohon Meranti
merah berbentuk biji dengan 3 sayap panjang dan 2 sayap kecil yang mengelilingi
tubuh biji Meranti merah. Pengumpulan biji/bunga Meranti merah dilakukan pada
bulan Januari, tempat pengambilan biji di sekitar areal persemaian BDLHK Samarinda.
Biji- biji/bunga yang sudah terkumpul di buang sayapnya sedikit dengan
membiarakan ujung sayaopnya, lalu biji meranti merah ini siap untuk di
kecambahkan dengan menancapkannya di media pasir dan tanah yang sudah disediakan
ditampah. Perbandingan media untuk perkecambahan biji meranti merah pasir (1) :
Tanah (1).
2. Caliandra merah
Caliandra merah
merupakan Kaliandra merupakan tanaman leguminosa berupa pohon kecil atau perdu yang
termasukkedalam keluarga leguminosae. Kaliandra adalah pohon kecil bercabang
yang tumbuh mencapai tinggi maksimum 12 mdengan diameter batang 20 cm. Kulit
batang berwarna merah keabu-abuan yang ditutupi tentisel kecil, pucat
berbentuk oval. Helai daunnya hampir lurus dan umumnya tidak tumpang tindih,
serta permukaan sebelah atasnya tidak mengkilap Secara keseluruhan dari bagian
cabang, bunga, hingga bagian polongnya tidak menampakan bulu. Pada habitat
alaminya, puncak musim biji terjadi antara bulan Nopember dan April. Di
Indonesia kaliandra menghasilkan biji dari bulan Juli sampai dengan Nopember.
Polong yang sudah kering, bagian sisi-sisinya akan menebal dan keras sehingga
polong merekah secara mendadak dari ujungnya, kemudian biji keluar dengan
gerakan berputar dan terlontar jauh bisa mencapai 10 m. Kecambah tumbuh dari
dua keping biji muncul diatas permukaan tanah. Daun pertama hanya memiliki satu
yang menjadi tempat tumbuh helai daun, tetapi daun berikutnya terbagi menjadi sumbu-sumbu
sekunder.
C. Perkecambahan Biji
1. Biji Tanaman Caliandra Merah
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan perkecambahan yaitu merendam
biji Caliandra merah dengan air hangat selama 1 x 24 jam. Setelah itu, biji
ditiriskan dan langsung ditanam pada tampah yang berisikan media pasir.
2. Biji Meranti
Dalam perkecambahan biji Meranti, sama halnya dengan perkecambahan biji
Caliandra, yaitu dengan perendaman air hangat selama 1x24 jam. Kemudian, di
tiriskan dan langsung ditanam pada tampah yang berisikan tanah dan pasir.
D. Penyiapan Media Tanam
Media yang digunakan untuk melakukan pembibitan Caliandra merah dan Meranti
merah adalah tanah, pasir, dan sekam, dengan perbandingan 1:1:1, yang dicampur
menjadi satu dan kemudian dimasukkan dalam setiap poly bag yang berukuran 5 x
10 cm.
E. Penyapihan Bibit
Penyapihan bibit pada Caliandra merah dan Meranti merah dilakukan setelah
tumbuh beberapa helai daun. Penyapihan bibit merupakan bibit yang
siap untuk disapih akan dipindahkan ke bedeng sapih dari bedeng semai. Hal ini dilakukan karena, menandakan benih bibit sudah siap dan kuat untuk
dipindah atau disapih kepoly bag. Dalam penyapihan bibit harus berhati-hati
jangan sampai akar pada bibit terlepas atau tercabut. Penyapihan bibit ini
dilakukan selama 1 minggu lamanya. Selanjutnya bibit akan dipelihara
sampai cukup kuat untuk ditanam dilapangan.
F. Pemeliharaan Bibit
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2x sehari yaitu pagi dan sore hari. Pada penyiraman
masa pembenihan biji Caliandra merah dan Meranti merah dilakukan tipis-tipis
secara perlahan agar tidak merusak masa pembenihan/pembibitan dan untuk menjaga
kelembaban biji yang ditanam.
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika bibit tanaman ada yang mati. Bibit tanaman yang
mati atau merana akan digantikan dengan bibit tanaman yang baru dan masih
segar. Hal ini dilakukan untuk keseragaman pertumbuhan bibit tanaman.
Penyulaman dilakukan setelah 1,2,3 setelah tanam.
3. Pemberian Insektisida
Pemberian insektisida
dilakukan dengan cara menyemprot bibit
tanaman, adapun dosis pemberian insektisida yaitu konsentrasi formulasi insektisida Lannate 1,5 – 33
cc/l air artinya dalam 1 liter air bisa dicampurkan 1,5-33 cc Lannate. Setelah melakukan penyemprotan, maka
pestisida akan terkena pengaruh lingkungan. Kemungkinan pertama yang akan terjadi
adalah tiupan angin terhadap kabut semprot, sehingga pestisida akan jatuh di
tempat yang tidak diharapkan. Walaupun kabut semprot dapat mengenai sasaran,
tetapi sebarannya sudah tidak merata, atau terlalu banyak kabut semprot yang
terbuang, sehingga terjadi pemborosan pestisida. Kalau hal ini terjadi pada
herbisida, maka tanaman utama akan beresiko terkena kabut semprot.
G. Perbaikan Bedeng Sapih
Beberapa bedeng sapih
kondisi kayu pembatasnya sudah lapuk maupun berlumut sehingga perlu penggantian
agar terjaga dari genangan air. Selain itu, jalan inspeksi juga sering terendam
apabila turun hujan maupun kondisi sungai Mahakam pasang sehingga perlu
ditinggikan lantainya.
H. Monitoring
Tujuan dari
monitoring ini adalah memantau pelaksanaan pemeliharaan
persemaian, maka penanggungjawab kegiatan akan dibantu dengan staf Seksi Sarana
Hutan Diklat lainnya untuk memonitor pelaksanaan kegiatan. Dengan monitoring ini diharapkan pelaksanaan
kegiatan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
D.
PENUTUP
Demikianlah
Laporan Pemeliharaan persemaian ini agar dapat dipergunakan dalam monitoring
kegiatan pemeliharaan persemaian ke depan sebagai sarana diklat dan sumber
belajar bagi peserta diklat.
Lampiran 1.
Tata
Waktu Pelaksanaan Pemeliharaan Persemaian
|
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
Pelaksanaan
|
|||||||||||
|
Jan
|
Peb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Agt
|
Sep
|
Okt
|
Nop
|
Des
|
||
|
1.
|
Pembersihan/penyiangan rumput
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pengumpulan
biji
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Perkecambahan
biji
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Penyiapan
media tanam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Penyapihan
bibit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Pemeliharaan
bibit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Perbaikan
bedeng sapih
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Monitoring
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar